Tuesday, August 26, 2014

“Pentingnya tata kota dan manajerisasi kendaraan umum”



Kelomok ini mengambil tema observai tentang “Pentingnya tata kota dan manajerisasi kendaraan umum”. 
Observasi kali ini bertempat di kampung melayu dengan narasuber dari pengguna angkutan umum, supir angkot dan supir bus kota. Kesimpulan dari observasi kali ini adalah tingkat kesejahteraan para supir angkot dan bis kota masih jauh dari kata baik karena selain pendapatannya kecil fasilitas dari kendaraan angkot tersebut masih jauh dari kata baik. 
Ini adalah observasi pertama kali yang saya alami seperti ini terjun ke lapangan dan melihat kejadiannya secara langsung. Gambaran yang ada di sana adalah angkutan umum sangatlah tidak disiplin, mereka berhenti dimanapun untuk mencari penumpangnya walaupun hal itu dilakukan di tengah jalan.
 Bukan hanya itu saja, sebenarnya para supir angkutan umum ini belum tentu mempunya surat izin engemudi. Biasanya mereka mengemudi sesuka hati, jadinya suka kebut-kebutan di jalan.
Sikap saya terhadap fenomena yang diobservasi adalah merasa perihatin, karena saya melihat kasihan terhadap pengguna angkutan umum yang merasa tidak aman saat menggunakan angkutan umum maupun bis kota. Selain itu misalkan angkutan umum mepunyai tempat pemberhentian seperti layaknya halte hal itu akan menyusahkan pengguna angkutan umu. 
Maka dari iu saya merasa perihatin untuk pengguna angkutan umum dan supirnya. 
Jadi kenapa supir angkutan umum tidak mempunyai SIM padahal hal tersebut adalah salah satu jaminan atas keselamatan penumpangnya. 
Padahal membuat SIM tidaklah hal yang susah tetapi tetap saja tidak di lakukan.





Sunday, March 18, 2012

Desa Hop Tu Na

Saat sedang liburan musim panas Alison, Kesha, dan Hanna berencana untuk pergi ke suatu tempat yang tidak pernah mereka kunjungi sebelumnya. Mereka ingin menghabiskan liburan musim panas ini ke suatu desa yang bernama  Desa Hop Tu Na. Mereka menemukan desa ini dari teman-temannya yang sudah pernah ke sana. Mereka akan berangkat besok pagi agar tidak kemalaman saat tiba di desa itu.
         
          “Keshaaa, Hannaaaa cepetan dooong ntar kesiangaan” Alison memanggil Kesha dan Hanna. “iyaaa bentar yaaa, bentar lagi kok” Kesha dan Hanna membalasnya bersamaan. Setelah semuanya sudah siap, Kesha siap di kursi supir untuk mengendarai mobil Alison yang di pinjamkan sama Ayahnya. Alison dan Kesha duduk di depan sedangkan Hanna duduk sendirian di belakang. Alison  seneng banget akhirnya dia bisa jalan-jalan bareng kedua sahabatnya. Mereka bertiga nyanyi-nyanyi bareng seperti sedang ada acara studytour bareng temen-temen sekelasnya.

          Alison mengeluarkan handycam yang di bawanya, dia mau merekam liburannya kali ini. “Shaa, Haan siniii mukanyaaa liatin ke kamera doong.. jarang-jarang nih kita liburan bareeng.” “aduuuh Lis, gue lagi nyetir nih.. ntra kalau kecelakaan gimanaa?” “hus, Sha klo ngomong tuh di jagaa, udahlah Lis mending rekamin gue nyanyi ajaa hahahahhaha” “aaah itu sih maunya lu Haan”.
         
          Mereka bercanda terus selama di perjalanan sampai akhirnya “ eh Lis bensinnya abis nih..” “masa sih? Yaaah yaudah deh isi bensin duluu” “mana nih pom bensinnyaa?” “eh eh eh itu tuh Sha di depan” Hanna bersemangat menunjuk pom bensin yang dia maksud. “aah akhirnya nyampe juga nih di pom bensin” Kesha lega karena mobilnya tidak mogok di tengah jalan.
         
          Saat Kesha sedang merhatiin tukang pom bensinnya ngisi bensin dia merasa ada sesuatu yang aneh. Bulu kuduk Kesha sempat berdiri saat melihat sekeliling susana yang ada di pom bensin tersebut. Tukang pom bensin itu cuman diam saja dari tadi dan Kesha mulai takut sama tukang pom bensin tersebut.”Mas udah penuh belum?” kata Kesha, tapi mas-mas itu hanya diam saja, saat bensin sudah penuh tukang pom bensinnya hanya menunjukan harga yang tertera di layar, Kesha pun cepat-cepat membayarnya karena sudah ketakutan. Setelah terisi penuh dengan bensin, mereka melanjutkan perjalanannya menuju desa Hop Tu Na.
         
          Kesha masih panik dengan kejadian tadi karena mas-masnya ga mau bicara dan kepalanya menunduk terus. Dia tidak berani bercerita hal ini ke Hanna dan Alison. Saat sedang melanjutkan perjalanan tiba-tiba Kesha memelankan laju mobilnya, Alison sama Hanna bingung kenapa jalannya jadi pelan padahal jalanannya kosong, “Sha, kenapa jalannya jadi pelan gini sih? Cepetan doong nanti keburu malem tauu” Hanna menegor Kesha, “iya nih Sha ada apa sih jadi pelan gini jalannya?’, Alison semakin penasaran, tapi Kesha hanya diam saja dia tidak menjawab pertanyaan sahabat-sahabatnya. Mereka bertiga menghabiskan waktu di perjalanan selama kurang lebih 4 jam menuju desa Hop Tu Na.
         
                   Sore harinya...
         
          Sesampainya di desa Hop Tu na mereka senang banget karena memang benar suasananya masih asri dan benar-benar suasana desa. Alison, Kesha, dan Hanna terdiam sejenak karena merasa takjub dengan suasana desa Hop Tu Na yang masih sangat kental. Mereka bertiga membawa barang bawaannya ke rumah Pak Tommy. Pak Tommy ini adalah penjaga desa Hop Tu Na ini yang memang sudah biasa menerima tamu dari kota yang ingin berkunjung dan menginap di desa Hop Tu Na. “Lis, bener kata temen lu, desa ini keren abis, serius deh” Hanna benar-benar takjub melihat suasananya. Mereka jalan menuju rumah Pak Tommy, dan Pak Tommy sangat bersemangat menunjukan rumahnya kepada Alison,Hanna, danKesha.

          Mereka berempat sudah tiba di depan rumah Pak Tommy. Seketika bulu kuduk Alison, Hanna, dan Kesha berdiri semua karena melihat rumah Pak Tommy yang sangat menyeramkan. Di samping rumah Pak Tommy terdapat pohon beringin yang sangat besar. Di pohon beringin itu terdapat paku, sepertinya ada orang yang sengaja menancapkan paku itu di pohon beringin di sebelah rumah Pak Tommy.
         
          Suasana rumah Pak tommy sangat gelap, jadinya Alison, Hanna, dan Kesha merasa takut untuk bermalam di desa Hop Tu Na. “ Hann seriusan deh mendingan kita pulang aja yuuk” Kesha ketakutan dan berusaha meyakinkan Hanna untuk pulang secepat mungkin. “Lis pulang aja deeeh, se3rem banget deh ini rumahnyaa” Hanna juga berusaha meyakinkan Alison untuk pulang sesegera mungkin. “aaaah kalian ini gimana sih.. kan udah jauh-jauh ke desa ini malah ngajakin pulaang.. tenang ajalaah ga bakal ada apa-apaaa” “lu yakinLis?” Hanna meyakinkan Alison untuk yang kesekian kalinya. “iyaaalaah yakiin.. udah yuk masuk..”
         
          “Ayo nak silahkan masuk, maaf ya rumahnya jelek heehehe” Pak Tommy berusaha menghibur, “ah gapapa kok Pak hehehe” Kesha berusaha menikmatinya. Alison, Hanna, dan Kesha sudah berada di kamarnya. Kamar mereka terlihat kusam, seperti tidak pernah di bersihin. “aaah akhirnya nemu kasur juga” kata Alison sambil menidurkan badannya yang sudah capek dari tadi. “Woy, kenapa pada bengong sih?” Alison menatap sahabat-sahabatnya dengan bingung. “ eh gapapa Lis cuman masih takut aja nih gue” kata Kesha “yaelaaaah tenang ajalaah ga ada apa-apa kook”.

          Akhirnya Kesha sama Hanna bisa rebahan juga setelah perjalanan yang cukup panjag untuk bisa sampai di desa Hop Tu Na ini, dan tiba-tiba Hanna bangun dan mendekati Kesha “ Sha tadi di jalan kok lu aneh banget sih? Tiba-tiba jadi diam gitu?” dan Alison ikut menyambung, “ iya Sha aneh bangeet, kaya yang abis lihat setan aja hahahahahaha”. Alison dan Hanna ketawa sampai sakit perut dan Kesha menceritakan bahwa sebenarnya tadi itu di jalan Kesha melihat hantu di balik kursi belakang,  dan hantu itu mukanya sangat seram, dan saat Alison sama Hanna bertanya ke Kesha, hantu itu langsung melotot ke Kesha dan seakan dia mengancam untuk tidak memberi tahu Alison sama Hanna kalau sedang ada hantu yang numpang di mobil Alison.
         
          Serempak mereka bertiga jadi takut lagi dan bulu kuduk mereka berdiri semua, Hanna masih tidak percaya karena memang dia tidak percaya hantu, “ Ah bohong ya lu Sha, mana ada hantu di mobil..” “engga Haaaan, gue seriusaan muka hantunya itu serem bangeeeet” “Sha seriusan dong, sumpah gue takut banget”, Alison semakin mendekat ke Kesha karena Alison semakin ketakutan.         “ Han, Lis gue ga bohong.. Gue beneran ngeliat hantu di mobil kitaa, masa pada ga percaya sih sama guee..” “gue percaya kok Sha” Alison cepat-cepat menjawab Kesha agar tidak terjadi perselisihan. Masih dalam keadaan takut mereka bertiga berusaha untuk memejamkan mata mereka sejenak karena terlalu capek.
         
          Kesha terbangun dari tidurnya”aaaah enaknya”. Dia pun membangunkan Alison da Hanna”wooy bangun doong, jalan-jalan yuuuk”. Alison dan Hanna pun bangun, “ aduuuh lu gimana sih? Tadi katanya takut, mau pulaang.. sekarang malah minta jalan-jalan..” Hanna menyambar ajakan Kesha. “iya nih, tadi katanya takuut” Alison ikut-ikut gabung. “ yaa gapapa dong, udah mulai ga takut nih”, kata Kesha, “males ah Shaa, masih capek nih gue” Alison sama Hanna menolak ajakan Kesha. “yaudah kalau pada gamau, gue aja keliling sendiri..”

          “Aaah payah nih Alison sama Hanna masa udah tidur lama masih capek juga sih, padahal kan gue yang nyetir sampe sini..”, Kesha bergerutu kesal. Dia muali keliling seisi rumah Pak Tommy, rumahnya Pak Tommy ini sangat besar dan luar, kalau saja rumah ini di cat kembali dan di beri lampu yang banyak, mungkin rumah Pak Tommy ini bakalan bagus banget. Tiba-tiba Kesha mendengar suara yang aneh, suaranya seperti ada orang yang ngikutin Kesha dari tadi tapi setiap Kesha mencari asal suara itu, suaranya malah hilang entah kemana.
         
          Setelah beberapa menit dia keliling rumah Pak Tommy, Kesha melihat sesuatu di balik tembok menuju suatu ruangan yang sangat tertutup. Kesha melihat sosok lelaki yang badnnya lumaya besar, tinggi. Laki-laki berjalaan menuju ruang yang tertutup tersebut. Saat Kesha ingin mengejarnya tiba –tiba laki-laki itu menghilang entah kemana. Seketika bulu kuduk Kesha berdiri semua. Dia masih penasaran sama apa yang dilihatnya, dan tiba-tiba lelaki itu sudah ada di belakangnya Kesha, dengan kaget Kesha berteriak” AAAAAAHH SETAAAAN” Kesha tidak peduli dengan apa yang dilihatnya dan dia malah cepat-cepat lari menuju kamarnya.
           
            Pagi Harinya Kesha tidak menceritakan kejadian semalem, dan Kesha berusah untuk melupakan kejadian itu. “pagiii semuanyaaa, jalan-jalan yuuuuk..” Hanna mengajak kedua sahabatnya. Dengan kondisi yang masih setengah sadar Alison sama Kesha bangun dan ikut Hanna untuk jalan pagi. Mereka merasa lebih enak setelah semaleman tidur dengan nyenyak. Alison, Hanna, Hanna dan Kesha sengaja keliiling desa untuk melihat-lihat suasana desa Hop Tu Na yang di ceritakan temannya. Memang betul suasananya masih asri tapi saat malam tiba desa ini seperti desa hantu.
         
          Sudah merasa cukup jauh mereka jalan pagi mengelilingi desa Hop Tu Na ini mereka menemukan sebuah patung. Patung ini berbentuk seseorang laki-laki yang tegap dengan postur tubuh yang bagus dan dengan wajah muka yang lumayan bagus. Semuanya terlihat takjub dengan sosok yang ada di patung itu kecuali Kesha. Dia tampak sangat ketakutan, karena laki-laki yang ada di patung itu adalah penampakan yang dia lihat semalam.

          “Hann, Lis terserah mau percaya apa engga tapi gue udah ketemu dia semalem., dengan suara datar Kesha memberi tahu kalau dia melihat laki-laki itu semalem. “Demi apa lu Sha” Hanna dan Alison penasaran. “Demiii ih seriusaan semalem pas gue lagi keliling rumah Pak Tommy ada cowok ituuu di depan ruangan kosong yang udah ga kerwat..” “Sha kayanya tempat desa ini berhantu deh” kata Alison, “aaah udah deh gausah pada bikin takut gitu” Hanna menyela. “Hann tapi emang desa ini berhantu!” Kesha dan Alison membentak Hanna karena selalu tidak percaya, karena mereka penasaran merekan pun mencari Pak Tommy.
         
          Dengan terburu-buru mereka bertiga mendobrak pintu rumah Pak Tommy dan memanggilnya, “Paaaaaak, Paaaaak, Pak Tommyyyyyyyyyy!” mereka bertiga berusaha mencari Pak Tommy untuk mendapatkan penjelasan tentang patung yang ada di desa Hop Tu Na ini. “Ada apa ini kok ribut-ribut?” Pak Tommy mengejutkan ketiga sahabat itu.”Pak, kami butuh penjelasan Pak” kata Alison,” penjelasan tentang apa sih kok kayanya penting banget?”, “tentang patung yang ada di desa ini Pak” kata Hanna, dan tiba-tiba Pak Tommy terdiam sejenak, “hmm tentang itu yah” jawab Pak Tommy sedikit ragu.
         
          Jadi ceritanya  “dia itu namanya Adam, tadinya pemuda itulah yang paling bersejarah di desa Hop Tu Na ini, dialah yang membebaskan desa ini dari warga desa lain yang ingin merebut desa Hop Tu Na ini. Dia suka keliling desa ini setiam malam. Warga desa ini juga tidak keberatan jika dia masuk tiba-tiba ke rumahnya dan berkeliling, karena warga desa ini tahu kalau dia itu sedang memantau keadaan desa ini dari mana saja. Tapi semuanya berubah saat pemuda lain dari desa sebelah membunuh Adam, dia merasa iri trhadap Adam karenaa selalu di banggakan sama warga desa Hop Tu Na ini.” Kata Pak Tommy menjelaskan kejadiannya.

          “lalu Pak ?” tanya Kesha penasaran, “lalu, pemuda itu membunuh Adam di rumah Bapak di kamar pojokan, pemuda itu menancapkan pisau ke perutnya Adam dan samapai akhirnya Adam kehabisan darah. Makanya setiap malam arwah Adam selalu berkeliling mengamati ke adaan sekitar, terutama di bagian kamar pojokan yang sekarang bapak sudah kuci ruangannya selama bertahun-tahun”, dan tiba-tiba Kesha membayangin kejadian semalam persis apa yang di bilang Pak Tommy.
         
          Alison, Kesha, dan Hanna langsung ketakutan lagi dan bulu kuduk mereka berdiri lagi karena takut mendengar cerita Pak Tommy” “terus kenapa dia masih gentayangan pak?” tanya Hanna. “dia masih merasa harus tetap menjaga desa ini dari ancaman yang bisa merusak dan menghancurkan desa Hop Tu Na ini, maka dari itu dia tetap berkeliling setiap malam walaupun dia sudah meninggal” lanjut Pak Tommy. “apakah dia akan berhenti gentayangan pak?” kata Alison, “yaa mungkin bisa sampai orang yang membunuh dia juga meninggal.” Jawab Pak tommy,”lalu kemana pembunuh Adam pak? Kenapa Warga sini ga mencoba menangkapnya dan menghukumnya?” tanya Kesha penasaran, “semenjak kejadian itu pemuda itu menghilang begitu saja, tidak ad jejak tentang kepergian pemuda itu” lanjut Pak Tommy, dan semuanya terdiam.

          Semenjak kejadian itu Hanna jadi percaya yang namanya hantu, dan mereka bertiga berencana untuk kembali pulang ke rumah mereka masing-masing. “Lis liburan kali ini emang paling sesuatu yah, kita semua dapetin banyak pengalaman, terutama Kesha yang ngeliat langsung sosok Adam di rumah Pak Tommy” kata Hanna, “iya nih sesuatu banget liburan kali ini, makanya lain kali kalau mau liburan harusnya tuh kita udah tau tempatnya itu kaya gimanaa, biar ga kaget kaya liburan klai ini, liburan kok ya malah ketemu setan sih..” jawab Kesha, “yaaah yang penting hantunya ganteng kok, coba Adam masih hidup, betah gue tinggal di desa Hop Tu Na hahahahahhahaah” kata Alison, dan semuanya tertawa puas di perjalanan.

          Saat liburan musim panas sudah selesai mereka bertiga kembali beraktivitas dan kembali sekolah. Liburan kali ini mereka ceritakan kepada teman-teman sekolahnya kalau mereka bertemu hantu saat liburan, makanya sekarang mereka bertiga di sebut sebagai pemburu hantu.



THE END